Menjadi Ayah yang Baik dan Hangat

Menjadi Ayah yang Baik dan Hangat

Memang ada suasana yang berubah kali pertama seseorang menjadi ayah. Ia harus menghadapi tangisan bayi, kesibukan menggantikan popok, hingga kemanjaan istri setelah habis melahirkan.

BERSABARLAH, dan nikmati saja,” begitu anjuran sebagaimana ditulis dalam suatu artikel di indonet.com. Termasuk, di situ dikatakan, ketika Anda mesti mencuci pakaian si kecil karena tak ada pembantu di rumah.

Lantas, bagaimana semestinya seseorang menjadi ayah yang baik dan hangat? Ada pandangan bahwa pengasuhan anak dalam keluarga menjadi porsi ibu mulai berubah. Terutama setelah muncul gerakan yang mengakibatkan terjadinya pergeseran konsep dari motherhood menjadi parenthood. Artinya, bukan hanya ibu yang penting, tetapi orangtua — ayah dan ibu. Dari sini mulai dikembangkan konsep orangtua yang baik dan hangat.

Bagi sang anak, sosok ayah sangatlah berarti. Buat anak, ayah adalah kombinasi seorang pahlawan, pembimbing, penasihat, pelindung, guru, sekaligus kawan. Wow! bejibun.  Karena itu, Anda perlu mempersiapkan sebaik mungkin dengan menerapkan sejumlah langkah sbb.:

Luangkan waktu Anda untuk aktivitas di rumah. Artinya, Anda mesti menerima bahwa kehadiran anak mengharuskan Anda mengurangi segala kebebasan dan hobi Anda. Yakinlah bahwa sang anak butuh perhatian, waktu, tenaga dan pikiran Anda. Di samping itu, bukan hanya kegiatan di luar yang mesti dikurangi, sikap hidup boros juga mesti distop. Ada kebutuhan anak yang mungkin membutuhkan banyak pengeluaran.

Jalinlah komunikasi. Komunikasi yang sudah terjalin sejak sang anak dalam kandungan jangan sampai terputus. Karena, kalau itu diabaikan, Anda akan mengalami kesulitan untuk bisa dekat dengan anak. Berikan cukup waktu dan peluang seluas-luasnya bagi anak untuk bercerita dan didengarkan. Secara psikologis pun kalau orangtua sering bertemu dan berdialog dengan anak, anak akan menghormati orangtuanya. Semakin besar dukungan Anda terhadap anak, semakin tinggi perilaku positif anak.

Ajak anak berbicara, tertawa atau bermain. Biar pun sedikit, luangkanlah waktu untuk bercengkerama dengan dia. Kembangkan konsep pertemanan di mana ayah tidak selalu memerintah ataupun melarang, dan sebagai orangtua mereka juga bisa ditegur atau diajak bermain.

Libatkan ia dalam pekerjaan Anda. Kebanyakan anak memandang kantor, pabrik, atau toko tempat ayahnya bekerja sebagai sebuah tempat asing. Dengan sesekali mengajak anak ke tempat kerja akan membuat mereka kenal dengan kegiatan ayahnya sehari-hari.

Bangun citra diri anak, khususnya citra diri mengenai kelaki-lakian. Bagaimana pun ayah punya peran penting dalam pembentukan kepribadian si anak di masa depan. Kedua orangtua diharapkan menunjukkan pada anaknya bahwa tanggung jawab keluarga itu memang harus dipikul bersama-sama. Misalnya, mengasuh anak, bernyanyi, bermain dengan anak-anak. Artinya, wawasan gender dalam peran laki-laki dan perempuan itu tidak dipersempit, tetapi sebaliknya diperluas.

Baca hasil riset ini. Ayah yang hangat membuat anak lebih mudah menyesuaikan diri, lebih sehat secara seksual, dan perkembangan intelektualnya lebih baik. Keterlibatan ayah dalam keluarga juga akan meningkatkan IQ anak sampai 6-7. Di samping itu anak akan lebih memiliki rasa humor, lebih percaya diri, dan punya motivasi belajar. (*/tin)

Dari:  Bali Post 3 September 2006   halaman 6

Kontak Kami logo Donasi

© PancaranAnugerah.ORG. All Rights Reserved. Designed by HTML Codex